VIVAnews - Saya mulai bekerja di Batam sejak 2 bulan lalu (sebelumnya saya menyelesaikan studi di Yogyakarta). Dan seperti kebanyakan pendatang, saya pun ingin pergi ke pulau seberang: Singapura.
Wajar saja, biaya ke Singapura dari Batam tidaklah mahal. Sebagai bayangan, dapat anda temukan paket tur Singapura sehari Rp 290.000 (sudah termasuk ongkos pulang pergi). Sangat cocok untuk mereka yang ingin mencicipi luar negeri namun tak memiliki anggaran berlebih seperti saya.
Berpergian ke Singapura dari Batam semakin menarik karena jika memiliki paspor yang dibuat dari Batam, kita tidak perlu membayar fiskal sebesar Rp 500.000.
Ketika saya menyampaikan niat saya membuat paspor kepada teman-teman kerja, mereka langsung menyarankan untuk membuat KTP Batam sebagai syarat pembuatan paspor Batam.
Dan untuk lebih mudahnya, mereka menganjurkan untuk 'nembak' KTP yang maksudnya minta dibuatkan KTP oleh agen-agen tanpa perlu mengurus surat pindah dan lain-lain. Tentu saja dengan biaya lebih mahal, namun cukup menggiurkan karena jauh lebih mudah dan lebih cepat. Efek samping 'nembak' KTP adalah saya dapat tetap memiliki KTP Yogya, dan juga memiliki KTP Batam.
Dalam pembicaraan seputar KTP tersebut, beberapa teman berkata bahwa mereka memiliki lebih dari satu KTP. Ada yang 2, malah ada yang 3. Dan saya yakin, bukan hanya mereka yang memiliki lebih dari 1 KTP. Mungkin anda yang sedang membaca juga memiliki lebih dari 1 KTP.Mungkin hal itu sudah menjadi sesuatu yang wajar di Indonesia, karena memiliki KTP daerah tertentu memudahkan seseorang untuk mengurus sesuatu.
Saya jadi berpikir berapa jumlah penduduk Indonesia sebenarnya. Menurut sumber tertentu, jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 238 juta. Mungkin sebenarnya tidak sampai 200 juta, tapi karena sebagian penduduk memilki lebih dari 1 KTP, jadi jumlah penduduk Indonesia terhitung 233 juta.
Posted in: berita
Email This
BlogThis!
Share to Facebook
0 comments:
Post a Comment